Minggu, 30 Desember 2007

Kenapa Tidak....?

Komputer Setipis Kartu Kredit

SEJUMLAH film fiksi ilmiah mencoba menggambarkan bentuk komputer masa depan. Salah satunya menggambarkan sebuah komputer berbentuk kartu kredit yang dilengkapi dengan prosesor yang sangat kuat dan memori yang sangat besar. Apakah komputer semacam itu mungkin terealisasi di masa depan?

Melihat perkembangan teknologi saat ini yang sangat pesat, bisa jadi bentuk komputer masa depan yang ada dalam film fiksi tersebut, menjadi kenyataan. Dan, banyak contoh seperti itu. Apa yang sebelumnya hanya ada dalam rekayasa film, kini menjadi kenyataan, misalnya handphone (HP).

Hal itu terungkap dalam pidato ilmiah Dr. Arry Akhmad Arman berjudul "Teknologi Pemrosesan Bahasa Ilmiah Alami Sebagai Teknologi Kunci untuk Meningkatkan Cara Interaksi antara Manusia dengan Mesin" yang berlangsung di ITB, baru-baru ini.

Arry bertutur, gambaran komputer masa depan seperti komputer berbentuk kartu kredit tidak berlebihan untuk direalisasikan. Pasalnya, sejumlah komponen pembentuk komputer masa depan sudah tersedia saat ini.

"Untuk mewujudkan bentuk komputer seperti dalam tayangan film fiksi tersebut, spesifikasi komputer harus dapat menerima masukan dalam bentuk suara dan gambar, memiliki prosesor berkemampuan tinggi, memiliki memori sangat besar, dapat menyajikan hasil komputasi dalam bentuk ucapan dan proyeksi gambar, memiliki fasilitas komunikasi nirkabel, dapat dioperasikan dengan baterai yang tahan lama, memiliki ukuran besar dan setipis kartu kredit, dan dapat berinteraksi secara lisan dengan pemakainya menggunakan bahasa alami," urainya.

Khusus hal yang berkaitan dengan bahasa alami, Arry memperjelasnya bahwa pada prinsipnya adalah suatu bentuk representasi dari suatu pesan yang ingin dikomunikasikan antarmanusia. "Bentuk utama representasinya adalah berupa suara atau ucapan, tetapi sering pula dinyatakan dalam bentuk tulisan," katanya.

Arry mencontohkan, bahasa alami adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, seperti bahasa Jawa, Sunda, Inggris, dan sebagainya. "Meski demikian, pemrosesan bahasa alami tidak mudah dilakukan. Pasalnya, dalam bahasa alami sering terjadi makna ganda, mulai dari simbol-simbol huruf dan tanda baca sebagai unit terkecil bahasa tulisan, tingkat kata, frasa, kalimat, bahkan paragraf," akunya.

Arry mengingatkan, simbol titik tidak selalu berfungsi sebagai tanda akhir kalimat, tetapi dapat menjadi bilangan bagian dari singkatan seperti, Ir., Dr., dan sebagainya. Karena adanya karakteristik-karakteristik demikian, masa pemrosesan bahasa alami pun menjadi sulit.

"Manusia sendiri menghadapi masalah ambiguitas tersebut berdasarkan analisis konteks yang didukung pengetahuan yang dimiliki dalam otaknya. Karena itu, mesin atau komputer yang tidak dilengkapi pengetahuan seperti itu akan menjadi sulit juga melakukannya," jelasnya.

Ada suatu teknologi yang bisa diaplikasi, kata Arry, yaitu teknologi natural language processing (NLP) yang memungkinkan untuk melakukan berbagai macam pemrosesan terhadap bahasa alami yang digunakan oleh manusia.

Menguraikan lebih jauh tentang teknologi tersebut, Arry menerangkan bahwa sistem ini biasanya mempunyai masukan dan keluaran berupa bahasa tulisan atau teks. Sejumlah kategori NLP itu di antaranya: natural language translator, translator bahasa alami ke bahasa buatan, dan text summarization.

"Banyak manfaat yang dihasilkan dari aplikasi teknologi bahasa, di antaranya sebagai alat bantu membaca untuk tunanetra, online translator, talking email atau apliaksi lainnya, dan aplikasi telephony,"

edward"31,12,2007"

Tidak ada komentar: